Jangan berpikir untuk kembali karena itu hanya membuat segalanya menjadi sia-sia. Keping-keping perjuangan yang tersusun rapi seperti puzzle yang jika diambil salah satu bagiannya menjadi berantakan pecah berserakan.
Berpikir untuk yang sedang terjadi dan akan terjadi. Bersiaplah untuk segala sesuatu seburuk apapun itu.
Hidup memang tak adil apabila dipandang pada sisi subyektifitas manusia. Tapi hidup itu adil dan sangat-sangat obyektif.
Tidak perlu takut untuk makan apa besok karena hidangan telah tersedia pada dasarnya hanya tinggal bagaimana racikan hidangan itu dapat digunakan untuk 2 atau 3 hari ke depan.
Apalagi sempat terpikir untuk mengakhiri hidup. Itu sama dengan membuat refleksi masa lalu kembali terjadi. Benarkah itu ?? belajar dari segala hal yang telah membuat sakit. Karena dengan begitu jelas diketahui seperti apa rasa senang itu. Mulailah dari tidak ada menjadi ada. Karena dengan begitu sangat lapang untuk menerima ketidak adaan.
Tidak ada yang tau seperti apa dosa dan pahala. Seperti apa benar dan salah. Lakukanlah selama hati mengijinkan dan hindari penyesalan karena waktu tidak mau kembali sepaksa apapun.
No comments:
Post a Comment